Dia melangkah. Menuju cahaya terang,
yang ada di langit. Meninggalkan jejak-jejaknya yang akan terhapus oleh angin. Ia
sudah menyerah dan hampir putus asa. Lagipula, dia tidak ada di sini untuknya.
Dan semua orang itu—ke-11 orang itu, mana yang peduli terhadapnya?
Tak ada…
Yah, memang tak ada lagi sejak awal.
Dia, mereka, dan segalanya. Seharusnya dia tak di sini sekarang, seharusnya dia
tak bersama mereka sejak awal. Tapi takdir berkata lain, dan takdir menetapkan
dia untuk mereka—yang seharusnya tidak mereka sakiti secara tak langsung
seperti ini.
Ia tidak apa-apa sekarang. Sakit itu ia biarkan hilang. Hanya
membiarkan dirinya memudar dengan sendirinya.
Ini sebenarnya hal yang sangat mudah
untuknya.
Tapi…
…mengapa jadi begitu sulit?
Apa karena dia…?
.
.
“Yesung hyung!”
.
A Fan Fiction
For E.L.F and especially Cloud Prince Fans
.
_o0o_
Never Let You Go
_o0o_
.
‘Kim
Jongwoon and Kim Kibum (main)/Choi Shiwon (minor)’
Super Junior
Saranghae
Pemuda itu membuka matanya, cahaya
matahari yang menyusup dari celah dedaunan membuat matanya silau. Pemandangan masih
terlihat samar. Tapi ia tahu bahwa yang ada di hadapannya saat ini adalah Ryeowook,
dongsaengnya.
“Apa yang kau lakukan di sini,
hyung?” tanya pemuda manis itu. Ia menunggu sampai Yesung bisa melihatnya
dengan jelas.
“Hanya tertidur setelah mencari
pemandangan bagus untuk diabadikan,” Ryeowook tersenyum dengan jawaban
hyung-nya. “Kau?”
“Aku mencarimu, hyung.” Yesung
terkekeh, tak biasanya Ryeowook pergi keluar di tengah kesibukannya saat ini.
Kekehan itu terhenti ketika Ryeowook mengambil tangannya. “Ayo kita pulang…”
“Ah, ne.”
.
.
.
Yesung mengikuti Ryeowook menuju
mobilnya yang terparkir cukup jauh di pinggir taman dekat jalan raya. Sesekali
ia melirik orang-orang yang sedang berkumpul dan tertawa di sekitarnya, ah,
rasanya menyenangkan sekali. Pemuda itu tersenyum di balik tudung dan topi
gelap—penyamaranya, namun siapa tahu kalau dirinya iri terhadap mereka.
Yesung terhenti lalu menengadahkan
kepalanya ke langit, dan seolah langit tahu, ia memberi tanda. Awan-awan
bergerak perlahan, angin semilir berhembus. Ia berharap, sangat berharap bahwa
dia bisa mendengar suara hatinya saat ini.
‘Hei,
apakah langit di sini sama dengan yang ada di sana?’
Yesung bisa melihat dunia di
sekelilingnya berputar dengan cepat, tetapi ia merasakan bahwa dunianya sendiri
tidak berputar. Hanya terhenti di pertengahan jalan, hanya ada dia dan orang
itu. Ya, dia yang telah pergi—meninggalkannya. Saat itu…
--
Super
Junior sedang dalam acara interview saat ini. Di tengah-tengah percakapan dan
jawaban para member lain, Yesung dan Kibum yang berada di barisan belakang
terdiam. Mereka tak berbicara satu sama lain, tapi mereka tahu apa yang terjadi
saat ini. Ya, Kibum akan pergi—bukan untuk selamanya, tapi cukup membuat member
Super Junior lain merasakan perpisahan yang akan sangat lama.
Setelah
Kibum memberitahu semalam sebelumnya saat mereka sedang berkumpul di ruang
tengah, mereka terkejut dan tak bisa berkata apapun. Yesung hanya diam, ia tak
menangis seperti Eunhyuk atau Ryeowook. Ia hanya duduk dalam diam tanpa emosi.
Saat perhatian Kibum terarah pada Leeteuk yang sedang bertanya padanya, dia tak
tahu—semua member tak tahu bahwa Yesung telah pergi meninggalkan ruang tengah.
Dan
saat ini, Yesung masih sama tanpa ada emosi di wajahnya. Kibum sesekali melihat
ke arahnya, dia tak tahu apa yang Yesung pikirkan saat ini. Tapi satu yang pria
itu ketahui, dia akan banyak merindukan Yesung. Perlahan dia menyetuh tangan
kecil milik Yesung dan mulai menggenggamnya erat. Kibum sangat berharap bahwa
Yesung akan melakukan hal yang sama dengannya, tapi harapannya luruh ketika
Yesung tidak meresponnya dan masih memandang ke depan tanpa emosi.
Hampir,
hampir ketika Kibum akan melepaskan tangannya, Yesung menangkap tangannya dan
menggenggam erat seperti yang Kibum lakukan sebelumnya. Kibum tak percaya apa
yang terjadi, tapi ia menggunakan sebelah tanggannya untuk menyentuh tangan
kecil itu.
“Aku
tak tahu…”
Kibum
hampir berbisik agar hanya Yesung yang bisa mendengarnya, dia mengulangi
kalimat itu sekali lagi tapi Yesung tetap tidak membalas. Kibum menghela
nafasnya, dia benar-benar tak tahu apa yang Yesung pikirkan. Lalu Kibum mulai
melepas tangannya perlahan, tapi Yesung tetap menggenggam tangan Kibum.
Dan
sekarang… Kibum tahu jawabannya.
Yesung
tidak ingin dia pergi. Yesung tidak ingin melepaskannya begitu saja.
Tapi
itu hanya sementara, pemuda itu perlahan melepaskan jari-jarinya dari tangan
Kibum. Dan ia bergumam kecil, hampir tak bisa didengar oleh Kibum.
“Pergilah…”
Setelah
acara itu selesai, ia tak pernah berbicara dengan Kibum sampai pada hari dimana
pria itu meninggalkan Korea—meninggalkannya.
--
Ah, langit mulai berubah kelabu.
Orang-orang mulai pergi meninggalkan taman, hanya Yesung yang tetap berdiri dan
masih menatap langit. Menatap sendu gumpalan kapas kelabu di langit yang mulai
gelap. Di balik jaket hitam bertudung yang menutupinya, orang-orang takkan
tahu.
Yesung tak menyadari tubuhnya mulai
melemah, ia sudah tidak tahan lagi. Ia tak tahu bagaimana harus menahannya, tak
cukup dengan membiarkannya. Ini terlalu sakit. Sudah lama terpendam di dalam
tubuhnya, dan ia tak ingin semuanya tahu, dia akan mencoba untuk menutupinya
sampai rapat.
Tapi dia… ah, sepertinya dia akan
jatuh kali ini.
Gyesog Haeya
To be Continue..
And
maybe you can never know, who saved me out of despair always are you.
You
always be my dearest…
Kim
Kibum
0 komentar:
Posting Komentar